Pages

Sabtu, 31 Juli 2010

Is it a Give or Punishment?

Hari Senin saya udah masuk kuliah...
Saya mulai gak bisa tidur bahkan sekarang cenderung mengurung diri di kamar...
Dan itu bukan sifat saya banget...
HHhhh...
Sebenarnya banyak hal yang terjadi, yang melatarbelakangi ini semua...
Dari daftar SIMAK sampai pengumuman...
Klo bisa, saya mau bilang ke orangnya langsung apa yang sebenarnya terjadi, well I did it, tapi apa hasilnya, dia terlalu panas untuk mendengar penjelasan saya, saya hanya bisa mendengar smua tuduhan-tuduhan dia tanpa ada pembelaan diri...
Seperti biasa, saya menangis sampai gemetar di kamar...
Hal itu sudah sukup lama berlangsung, bahkan dia sampai menuduh saya pengkhianat dan segala macam, bahkan kami sampai putus...
Saat itu saya mengungsi ke rumah Kak Santi...
Saya kira cukup kemarin saja, tapi ternyata, diteruskan sampai detik ini, saya merasa dipojokkan, gak tau sampai kapan ini berlangsung...
Jujur saja, saya gak mau menyakiti siapapun, tapi klo ini semua yang terjadi ini merupakan tekanan tersendiri di mental saya...
Saya gak se-ambisius yang dia pikir, kalaupun saya ambisius diri saya sendirilah tumbalnya, bukan orang lain...
Tapi sekarang, seakan semua jalan saya kedepan dihalangi beling tajam...
Dari SMA saya ingin masuk UI walaupun jurusannya bukan jurusan yang saya dapat sekarang, saya akui waktu itu waktu saya terbuang banyak untuk belajar, saya minta maaf jika ada yang gak suka dengan sikap saya...
Tapi ternyata tahun kemarin bukan keberuntungan bagi saya, usaha saya gak sepenuhnya sia-sia karena ilmu yang diajarkan guru les kemarin merupakan pelajaran setingkat mahasiswa tingkat 1, saya daftar di swasta yang sebenarnya paling saya hindari, saat PMB (penerimaan mahasiswa baru) disana, jujur saya ingin menangis, saya marah pada diri saya sendiri knapa saya gak masuk UI, saya sudah berusaha keras, tapi knapa saya gak masuk?
Jujur kemarin saya sempat marah-marah ke dia gak jelas karena dia dapet PTNnya, sementara saya tidak, kemarin itu perasaan bercampur aduk, antara marah dengan diri sendiri, takut ditinggal dia karena harus ke Semarang, dan gak enak sama semua yang sudah mensupport saya (baik secara keuangan dan mental, dalam hal ini keluarga besar saya), mama bilang gak apa-apa ga masuk UI, itu bukan akhir dari segalanya, tapi keluarga yang lain jelas-jelas bilang 'Yaaah...' lalu blabla (sebuah motivasi bahwa ini bukan akhir dari segalanya), siapa yang gak merasa bersalah klo digituin?
Akhirnya, pada suatu saat, saya bangkit dan memotivasi diri sendiri bahwa saya harus lebih baik dari mereka apapun almater saya...
Terlebih saya sering diminta memberi pendapat saat rapat-rapat organisasi di sana, semester 1 disana berjalan dengan baik, sangat baik...
IP saya 3,75, sampai akhirnya saya coba mengisi form pendaftaran SIMAK UI lagi, dan saat dia pulang, saya bilang ke dia klo saya mau kuliah di dua tempat klo bisa dan jelas-jelas dia bilang klo BEM setempat masih buka pendaftaran andai saya mau kuliah disana...
Setelah itu saya gak berani membahas soal itu di depannya karena saya takut dia marah lagi, saya muak bertengkar dengan dia hasilnya hanya kalah jadi abu dan menang jadi arang...
Abu dan arang itu tinggal menunggu api yang siap melucutinya...
Test SIMAK bertepatan dengan hari pernikahan kakaknya, saya meminta maaf ke dia karena hari itu juga bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan mama-papa dan saya test...
Saya hanya bilang test, saya kira dia sudah mengerti maksud saya, dia hanya bilang 'Oh'..
Lalu kami biasa lagi...
Sampai akhirnya pengumuman, saya benar-benar diterima di UI dan saya bilang padanya dan saya gak tau klo hasilnya seburuk sekarang...
Saya dipojokin dan dituduh..... pokoknya tuduhan seperti saya cewe yang benar-benar haus akan kekuasaan atau apa...
Sungguh itu menyakitkan karena saya gak kayak gitu...
Sampai sekarang...
Harusnya semua perjuangan ini saya dedikasikan buat semua mensupport saya dan mereka yang menjatuhkan saya...
Sulit rasanya menjadi saya, lahir ditengah keluarga perfeksionis, dimana kita dituntut untuk se-perfek mereka, bagi saya itu merupakan sebuah beban, saya anak pertama, saya punya adik, adik sepupu, maupun sepupu lainnya...
They will look at after me...
Sementara saya gak gitu, andai mereka tau yang sebenarnya mungkin mereka gak akan mengakui saya...
Hal ini berpengaruh untuk hari Senin nanti, saya butuh support bahwa mereka akan menerima saya apa adanya, saya takut gak berhasil di UI atau kalo berhasil maka dia akan menuduh saya macam-macam lagi...
Tuhan, sumpah serba salah saya menjalani ini...
Tuhan bantu saya menjalani ini semua, berikan kesabaran...
Apakah ini hadiah dari kerja keras kemarin?
Atau hukuman karena terlalu kerja keras kemarin?
Saya hanya ingin maju dan membahagiakan orang-orang di sekitar saya, saya gak seambisius yang dia kira, saya bukan orang suka cari muka, kalaupun orang mudah mengenal saya karena mereka ingin mengenal saya, bukan karena saya show off didepan mereka...
Saya rasa, lebih baik dia menyakiti saya langsung, sehingga rasa sakitnya terasa dan nyata dibanding dengan memojokan saya seperti ini...
Saya amat sayang sama dia, tapi saya juga berhak menyayangi diri saya sendiri...
Tolong mengerti...
T.T

0 comments: